Kisah Anak Tukang Becak Yang Sukses

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Pasangan suami istri lansia, Eme (65) dan Icih (62), asal Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka saat ini merasa bersyukur dan bahagia.

Pasalnya, pada tahun 2022 ini, mereka akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah dari penghasilannya yang tak menentu.

Diketahui, Eme hanya seorang tukang becak yang kerap mangkal di Pasar Kadipaten Majalengka.

Sedangkan, Icih berprofesi sebagai buruh tani yang berpenghasilan Rp 60 ribu per hari.

Ditemui di pangkalannya, Eme mengaku tak menduga dirinya bersama sang istri tercatat sebagai salah satu peserta calon jemaah haji yang berangkat.

"Alhamdulillah, saya tak menyangka kalau saya bisa berangkat tahun ini," ujar Eme kepada Tribun, Selasa (7/6/2022).

Selama, 30 tahun sudah Eme berprofesi jadi tukang becak.

Dia bersama istrinya selalu berusaha untuk menabung walau jumlahnya kecil.

Hanya Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per hari jika pelanggan sedang ramai.

Saat itu, Eme berharap tabungannya itu bisa untuk berangkat menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut.

"Dari mengais rezeki jadi tukang becak saya sama istri selalu niat untuk menabung untuk naik haji. Paling sedikit Rp 20 ribu, kalau sedang ramai Rp 50 ribu sehari," ucapnya.

Baca juga: Jelang Ibadah Haji, Ini Bacaan Doa Tawaf dan Sai, Calon Haji Hafalkan Sekarang

Perjalanan sebagai tukang becak memang tidak selalu mulus dialami oleh Eme.

MAKASSAR, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini menangkap seorang tukang becak bernama Awaluddin alias Wawan di rumahnya, Jalan Hertasning Baru, Selasa (17/07/2012). Wawan ditangkap karena diduga telah mencuri sejumlah komputer di sejumlah warung internet (Warnet) di Makassar.

Kasus pembobolan sejumlah warnet di Makassar ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari warga yang curiga adanya penjualan komputer oleh tukang timbang barang bekas, Madong (41) yang rumahnya tidak jauh dari rumah tersangka. Tidak menunggu lama, Unit Khusus Polsekta Rappocini langsung menyelidiki tempat penjualan komputer tersebut.

Setelah mendapat informasi dari Madong, polisi kemudian menangkap tersangka Wawan di rumahnya. Saat ditangkap, tersangka tak melawan. Selanjutnya dia digiring ke Polsekta Rappocini untuk menjalani pemeriksaan.

Di hadapan penyidik Polsekta Rappocini, tersangka mengaku telah mencuri komputer dari tiga warnet, masing-masing di Jalan Bau Mangga, kawasan pasar Toddopuli, dan Jalan Hertasning tepatnya depan kantor PLN.

Selain menggasak beberapa unit komputer, tersangka juga menggasak handpone dan sebuah laptop dari tiga tempat tersebut. "Kami masih masih melakukan pengembangan untuk mengungkap lokasi lainnya yang sudah menjadi sasaran pelaku. Saat ini, tersangka masih kami interogasi untuk mengungkap jaringannya," kata Kepala Polsekta Rappocini, Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Mariadi.

Mengenakan kaos lusuh, celana kumuh, dengan topi yang sudah usang, itulah penampakan keseharian pria paruh baya bernama Eme, ketika mencari nafkah.

Pakaian itu ia kenakan setiap pagi menjelang petang. Karena memang pekerjanya banyak mengeluarkan keringat. Penghasilannya pun tak menentu. Hanya kesabaran dan mengandalkan tenaga kakinya itu, ia dapat menghasilkan uang. Pendapatannya pun sangat jauh dari upah minimum kerja (UMR).

Namun dibalik semua itu, ternyata pria kerap mengumbar senyum ini, tengah berbahagia. Belasan tahun lamanya banting tulang, akhirnya berbuah berkah. Uang yang selama ia dapat dari kerja payahnya, disisipkan setiap harinya. Hingga akhirnya ia dapat berangkat ke tanah suci tahun 1443 H /2022 M ini. Itulah sosok Eme, pria yang kini berusia 65 tahun akhirnya bisa beribadah haji.

Berangkat Bersama Isteri

Luar biasanya lagi, ternyata bukan hanya dirinya yang akan melaksanakan rukun Islam yang ke-lima itu. Tetapi bersama Icih, isterinya yang telah mendampingi hidupnya selama puluhan tahun lamanya. Sama seperti Eme, isterinya pun bukan seorang pengusaha atau pejabat pada umumnya.

Namun hanya sebagai petani dan juga pekerja kasar. Dari penghasilannya yang pas-pasan itu, selama bertahun-tahun ia pun menabung. Dan akhirnya uang itu bisa mengantarkan keluarga yang bekerja sebagai tukang becak dan pekerja kasar itu, berangkat ke tanah suci Sabtu 11 Juni 2022 besok.

Itulah sekilas gambaran hidup pasuteri yang tinggal di Dusun Jatiraga Desa Kadipaten Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.

Lelaki yang kerap memakai topi ini pun bercerita, mengenai pekerjanya sebagai tukang becak selama 30 tahun lamanya. Becak yang dimilikinya pun kini masih tetap ada menemani hidupnya. Berkat roda tiganya itu pun, ia dapat mengunjungi ka'bah di Mekah dan makam Nabi Muhamad Saw di Madinah.

Dirinya bertekad bersama istrinya, untuk naik haji dengan cara rajin menabung.Kendati uang hasil kerja kerasnya hanya mendapatkan Rp20 ribu - Rp50 ribu perhari.

"Saya dan isteri bersama menabung dan berniat untuk naik haji. Alhamdulillah ya Allah sekarang terwujud,"kata Eme yang didampingi isterinya Icih (62 tahun) sambil tak henti hentinya mengucapkan hamdalah

Dia mengaku selama perjalanan menabung tidak selamanya berjalan mulus. Karena memang pendapatan mereka tergantung penumpang atau orang lain yang membutuhkan tenaganya.

"Kami pernah tidak memiliki uang sama sekali untuk kebutuhan makan sehari-hari. Itu karena tidak ada penumpang saat narik becak. Dan isteri saya pun sama, tidak ada membutuhkan tenaganya,"tuturnya.

Hingga akhirnya, yang biasa rutin menabung mau tak mau, diambil untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Setelah bertahun tahun nabung alhamdulilah ternyata cukup untuk biaya pendaftaran awal, dan berdasarkan nomor antrean bisa berangkat berhaji di tahun 2020. Tapi karena Pandemi akhirnya tertunda,"ucapnya.

"Tapi meski banyak rintangan, alhamdulilah saya dan isteri dapat pergi haji tahun ini. Setelah mendaftar sebagai calon jemaah haji pada tahun 2012 lalu,"tambahnya.

Ia pun menceritakan pekerjaan isterinya yang memiliki penghasilan yang tak menentu. Karena seorang buruh yang bergantung dari panggilan pemilik lahan sawah untuk bekerja.

"Istri saya itu buruh tani. Kalau ada yang manggil ya dapat uang sehari bisa Rp60 ribu. Kalau kosong ngga ada pemasukan, ya kami harus sabar," kata Eme.

Kendati telah dipastikan berangkat tahun ini, ia mengaku kebingungan untuk biaya ongkos keseharian di Mekah. Karena uang tabungannya telah habis untuk melunasi semua biaya haji.

Namun, ia tak menghiraukan kekurangan ongkos itu, sebab bisa menunaikan ibadah haji pun sangat bersyukur. Sebab tidak semua orang bisa berangkat ke tanah suci. Jika tidak memiliki keinginan yang kuat.

Banyak uang pun kalau tidak punya keinginan untuk berangkat, tak akan terwujud. Ibarat kita ingin punya rumah atau mobil. Kalau niat pasti bisa. Yang tadinya tidak punya uang pun, bisa pinjam kesana kemari. Begitu pula sama seperti ibadah haji. Apalagi harta yang kita miliki itu tidak pernah dibawa mati. Tapi malah menjadi warisan.

"Alhamdulillah meski dengan keterbatasan ini, doakan kami berdua semoga ibadah haji kami diberikan kelancaran, keselamatan, pulang kembali ke tanah air dan menyandang predikat haji mabrur,"katanya.

Kepala Seksi Haji dan Umroh H Heru Hoerudin membenarkan jemaah atas nama Emeh dan Ici itu berangkat ke tanah suci tahun ini.

"Luar biasa, meski penghasilannya tak seberapa. Bekerja sebagai tukang becak dan buruh tani. Pasuteri ini bisa melaksanakan rukun Islam yang ke-5. Bukan hanya panggilan, tapi dengan niat yang tulus dan mengharapkan ridho Allah Swt, akhirnya mereka bisa berangkat,"katanya. (Jejep) ***

Eme Karma Ardali (65) adalah seorang pengayuh becak asal Kabupaten Majalengka yang berhasil berangkat haji pada tahun ini. Ia berangkat ke Tanah Suci bersama sang istri, Icih Salsih Surya (63) yang merupakan seorang buruh serabutan.

Pasang suami-istri yang merupakan warga Blok Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten ini setiap harinya terus menyisihkan uang demi menunaikan rukun Islam ke lima yang dicita-citakannya kurang lebih selama 30 tahun.

Eme, tukang becak asal Majalengka berangkat haji tahun ini. Foto: Erick Disy Darmawan

Selain mengayuh becak, Eme juga berprofesi sebagai buruh tani. Eme yang mempunyai pendapatan rata-rata sekitar Rp 90 ribu per hari, ia terus bertekad menyisihkan uangnya kisaran Rp 50 ribu per hari untuk berangkat haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daftar dari tahun 2012 lalu. Selama sepuluh tahun, saya terus menabung ke bank setiap hari. Tahun ini, alhamdulillah bisa berangkat berdua sama istri," kata Eme saat ditemui di rumahnya, Selasa (7/6/2022).

Walaupun keberangkatannya pada 2020 sempat tertunda karena pandemi COVID-19. Namun dengan niat ibadah dan kerja keras yang ikhlas Eme bersama sang istri akhirnya bisa berangkat haji pada tahun ini.

Meski begitu, kata dia, ia juga sempat merasa khawatir tidak bisa berangkat tahun ini karena aturan baru dari kerajaan Arab Saudi tentang batasan usia maksimal 65 tahun.

"Khawatir mah ada, tapi alhamdulillah atas izin Allah bisa berangkat tahun ini. Sekarang saya sama istri berangkat kloter 11 (pemberangkatan pertama dari Kabupaten Majalengka)," ujar dia.

Sementara, Kasie Haji dan Umroh Kemenag Kabupaten Majalengka, Heru Hoerudin menyampaikan, sebanyak 533 calon jemaah haji asal Kabupaten Majalengka berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini. Mereka akan dibagi 2 kelompok penerbangan (kloter), yakni kloter 11 dan 39.

"Kloter 11 (gelombang pertama) masuk Asrama Haji Bekasi pukul 10.20 WIB, tanggal 11 Juni 2022. Dan kloter 39 (gelombang kedua) masuk Asrama Haji Bekasi pukul 13.00 WIB, tanggal 29 Juni 2022," kata Heru.

"Kloter 11 terbang tanggal 12 Juni 2022 dan Kloter 39 terbang tanggal 30 Juni 2022. Semuanya terbang dari Bandara Soekarno-Hatta," ujar dia menambahkan.

Menurut Heru, pemberangkatan kloter 11 dan 39 berbeda. Kloter 11 akan diberangkatkan secara utuh dari Majalengka, sedangkan kloter 39 akan dicampur dengan calon jemaah haji asal Bogor.

"Kan calon jemaah haji dari Majalengka itu ada 533 orang yang berangkat. Satu kloter itu ada 411 orang. Nah sisanya digabung dengan calon jemaah haji dari Bogor," ujar dia.

Disampaikan Heru, untuk kloter 11 sendiri langsung diberangkatkan ke madinah, sedangkan kloter 39 langsung ke Jeddah.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,