Aku Hanya Butiran Debu

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

Aku bukan sebongkah cadas di bukit batu ini. Aku hanya setitik debu di bukit Padas ini, aku hanya setitik debu yang dibawa angin entah dari mana.

Aku setitik debu yang menempel pada padas rapuh yang sebentar lagi akan jatuh, aku hanya setitik debu yang terbungkam oleh bayangan bukit batu yang menjulang.

Aku hanya setitik debu yang tak akan bersuara meski dipaksa, berteriak pun mulut setitik debu ini hanya akan menjadi sepi.

Aku cukup tahu diri menjadi setitik debu, bagaimana mungkin aku bermimpi untuk menjadi bukit yang menjulang, sementara angin pun tak menganggap ku ada.

Meski begitu aku setitik debu yang pernah sujud dihadapan tuhan, jangan mengancam ku dengan kematian, aku setitik debu yang dijahit oleh waktu pada dinding bukit yang menjadi saksi bagi matinya kesombongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Puisi Selengkapnya

Ilustrasi : Dokumen DFBBerenang Di tengah lautan kuasaMu Riak ombak membiru luka Berkecipak membuih dosa-dosa Dengus angin menyibak nafas sengal Apalah daya di debur gelombang Hanya kepasrahan PadaMu pemilik alam

Hanya selimut langit awan hitam Lautan luas tiada berbatas Keangkuhan membentang sesal Berayun-ayun kekalutan Saat di atas sepetak tanah kekilafan Tersadar dalam hempasan Terapung jauh diatas dasar karang Hanya ada daya Dia kekuatanNya

Aku rindu daratan beralas tembikar Permadani alami kodrati tergelar Bersila, bertengadah do'a-do'a Bersujud menghamba Di lautan luas kuasaMu Aku hanya sebutir debu Bermohon Tenggelam di dasar karang keteguhan Beriman dan Taqwa hanya kepadaMu Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Puisi Selengkapnya